Muria


Pagi ini dingin sekali, semalam hujan gerimis tak henti-hentinya turun. Saat lagi enak-enaknya molor tiba-tiba terdengar lagu JAP nya Seilaon7 itu adalah ringstone panggilan handphone saya, saya terbangun dan meraih handpone kesayangansaya dan mengangkat telfon yg nomornya tidak saya kenal, ternyata tidak lain telfon dari Abe, abe tinggal di semarang kebetulan kemaren dia berkunjung ke pati, pati adalah tempat tinggal saya, salah satu kota kabupaten di jawa tengah bagian timur, kata orang-orang pati di kenal sebagai kota dukun atau kota paranormal, karena ketua paranormal indonesia berasal dari pati. Wah malah ngelantur, kita kembali ke telfon, abe menanyakan rencana kemarin, yang di rencanakan dua hari sebelumnya.
"halo.."
"Ya,"
"em..Piye rencana dek wingi sido ra?"
"..Em lha piye sido ra?"
"ayo!"
Lalu saya mandi sebelum berangkat, dengan kostum yang biasa (tapi keren:-D) dan sekarang saya siap berangkat, sesudah saya jemput abe degan motor ksayangan saya (honda cs1), saya melaju dengan hati-hati karena jalanan licin, perjalanan kita adalah menuju gunung muria guna berziarah ke makam raden umar said atau sunan muria, muria salah satu gunung di kota kudus bagian timur laut dari kota kudus, kalau dari tempat saya muria berada di sebelah barat laut dari kota saya, kira-kira satu jam perjalanan menuju makam sunan muria, sunan muria adalah salah satu sunan yang di kenal dengan sebutan wali songo, perjalanan dari kota saya melalui kota gembong yang jalanya berkelok-kelok dan banyak sekali tanjakan-tanjakan dan turunan, sesampai diterminal colo(tempat bus-bus peziarah parkir) saya langsung mencari wc umum (kebelet pipis :-)) stelah selesai, tanpa kita tunda-tunda, kita langsung masuk ke sebuah kedai makan dan kita langsung memesan menu sarapan kita.
Setelah sarapan kita langsung menggeber motor menuju makam sunan muria. Setelah selesai berziarah dengan khusuk mesti sebel karena rombongan di sebelah saya begitu keras dan bersemangat dalam membaca tahlilnya. Saya keluar dari area makam dengan perasaan sedikit resah, ''anjrit abe ninggalin saya'', kata saya dalam hati, sesampai di luar makam saya langsung mencari itu anak, tapi saya heran Karena tak saya temukan Abe di luar, dengan sedikit perasaan resah, aneh, dan jengkel lalu kuputuskan keparkiran untuk menunggu anak itu disana, sebelum keluar dari area pintu keluar makam saya sempet mengirim mesage menanyakan dimana dia berada
Ke nomornya abe, setelah sekalian lama menunggu, ada sms masuk tak lain dari Abe, yang isinya (aku di pintu keluar makam) kemudian aku bales (aku nek parkiran/ttpan motor) parkiran, letak nya engak jauh dari masjid atau pintu keluar makam. Setelah bertemu, kita bercerita, waktu di dalam makam abe duduk di samping saya sesudah saya selesai ritual (tahlil) saya menengok ke tempat abe, dia sudah tak ada di tempatnya tadi, padahal kata abe dia baru saja keluar dari makam. Sungguh kejadian yang aneh. Setelah itu kita melanjutkan perjalanan ke tempat yang laen. Kali ini perjalanan kita adalah menuju suatu tempat di mana tempat itu di kenal dengan nama air tiga rasa, mengapa tempat itu di namakan air tiga rasa,? karena di tempat itu terdapat tiga sumber mata air yang mempunyai rasanya tersendiri, tidak seperti sumber-sumber mata air lainya di gunung muria, rasa air tiga rasa itu menurut saya persis seperti air soda,ya ada rasa sugar-sugarnya gitu deh, tempat air tiga rasa itu sendiri di sebelah utara dari terminal colo untuk menuju kesana bisa kita tempuh dengan mengungkan sepeda motor atau berjalan kaki, kalau saya lebih memilih naek motor soalnya saya rasanya nggak kuat berjalan kaki menuju kesana, tapi untuk para PA (pecinta alam) mereka mesti memilih jalan kaki, soalnya jalur jalan kaki menuju kesana beda jalurnya dengan menggunakan motor, pemandanganya pun sangat indah dengan melalui medan yang saya rasa sangat menantang tapi menyenangkan, dan juga kalau kita jalan kaki menuju air tiga rasa, kita mesti melewati air terjun MONTEL, salah satu air terjun di gunung muria yang menjadi obyek wisata para peziarah, di situ (air terjun montel) khusus kalau bulan assyura pengunjungnya buaaaanyak banget, sampai pernah dulu saya menghabiskan waktu satu jam menuju kesana gara-gara banyaknya pengunjung, padahal biasanya dari tempat parkiran menuju montel hanya saya tempuh dua puluh menit berjalan kaki, jalur ini memang tidak bisa di tempuh dengan menggunakan kendaraan karena bisa merusak kenyamanan pengunjung, nama tempat air tiga rasa itu sendiri adalah REJENU di sana ada sebuah makam seorang syeh yg masih kerabat dengan raden umar said atau sunan muria, nama syeh itu adalah, syeh syadzali, di sana juga banyak pengunjung yang datang untuk berziarah, dan banyak juga pengunjung yang hanya menikmati pemandangan. rejenu tempatnya bersih, sejuk di sertai pohon-pohon besar dan tinggi menambah keindahan tempat itu, di rejenu juga ada sebuah air terjun, yang sayang air terjun di sana masih belum terkelola dengan baik, jarang pengunjung yang tahu kalau di sana ada sebuah air terjun karena untuk mencapai air terjun itu sendiri harus menyusuri sungai dan tidak bisa di tempuh jalur lain, kabarnya juga di situ masih di kenal angker, hiii jadi merinding. (...)

0 komentar:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP